Laman

Selasa, 06 Juli 2010

PESAN IBU

Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hangat dan enak rasanya!"

"Tidak Dik, saya mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak.

Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.

Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "Tidak Dik, saya sudah kenyang."

Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om."

Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."

Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.

Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?"

"Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."

Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira.

Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu."

Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."

===================================================

Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.

Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang.

Senin, 05 Juli 2010

●●Jilbab dan Batasan Aurat●●

Bagaimanakah jilbab yang sesuai dengan syariat?

Jilbab yang sesuai dengan syariah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Menutupi seluruh badan

Tidak diberi hiasan-hiasan hingga mengundang pria untuk melihatnya
Allah berfirman :
“Katakanlah (ya Muhammad) kepada wanita-wanita yang beriman: hendaklah mereka menundukkan pandangan mata dan menjaga kemaluan mereka, dan jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa nampak darinya. Hendaklah mereka meletakkan dan menjulurkan kerudung di atas kerah baju mereka (dada-dada mereka)… (An-Nuur: 31)

Tebal tidak tipis
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Akan ada nanti di kalangan akhir umatku para wanita yang berpakaian tapi hakikatnya mereka telanjang… “

Kemudian beliau bersabda,
“…laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka itu terlaknat”. (HR. Ath Thabrani dengan sanad yang shahih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Albani dalam kitab beliau Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 125)
Kata Ibnu Abdil Baar, “Yang dimaksud Nabi dalam sabdanya (di atas) adalah para wanita yang mengenakan pakaian dari bahan yang tipis yang menerawangkan bentuk badan dan tidak menutupinya maka wanita seperti ini istilahnya saja mereka berpakaian tapi hakikatnya mereka telanjang”.

Lebar tidak sempit/ketat
Usamah bin Zaid berkata, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam memakaikan aku pakaian Qibthiyah yang tebal yang dihadiahkan oleh Dihyah Al Kalbi kepada beliau maka aku memakaikan pakaian itu kepada istriku. Suatu ketika beliau bertanya, “Mengapa engkau tidak memakai pakaian Qibthiyah itu?” Aku menjawab: “Aku berikan kepada istriku”. Beliau berkata: “Perintahkan istrimu agar ia memakai kain penutup setelah memakai pakaian tersebut karena aku khawatir pakaian itu akan menggambarkan bentuk tubuhnya”. (Diriwayatkan oleh Adl Dliya Al Maqdisi, Ahmad dan Baihaqi dengan sanad hasan, kata Syaikh Al-Albani dalam Jilbab, hal. 131)

Tidak diberi wangi-wangian
Karena Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wanita mana saja yang memakai wangi-wangian lalu ia melewati sekelompok orang agar mereka mencium wanginya maka wanita itu pezina.” (HR. An Nasai, Abu Daud dan lainnya, dengan isnad hasan kata Syaikh Al-Albani dalam Jilbab, hal. 137)

Tidak menyerupai pakaian laki-laki
Abu Hurairah mengatakan: “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Jilbab, hal. 141)

Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
Karena Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak sabdanya memerintahkan kita untuk menyelisihi orang-orang kafir dan tidak menyerupai mereka baik dalam hal ibadah, hari raya/perayaan ataupun pakaian khas mereka.

Bukan merupakan pakaian untuk ketenaran, yakni pakaian yang dikenakan dengan tujuan agar terkenal di kalangan manusia, sama saja apakah pakaian itu mahal/ mewah dengan maksud untuk menyombongkan diri di dunia atau pakaian yang jelek yang dikenakan dengan maksud untuk menampakkan kezuhudan dan riya.

Berkata Ibnul Atsir: Pakaian yang dikenakan itu masyhur di kalangan manusia karena warnanya berbeda dengan warna-warna pakaian mereka hingga manusia mengangkat pandangan ke arahnya jadilah orang tadi merasa bangga diri dan sombong. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang memakai pakaian untuk ketenaran di dunia maka Allah akan memakaikannya pakaian kehinaan pada hari kiamat kemudian dinyalakan api padanya”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dengan isnad hasan kata Syaikh Albani dalam Jilbab, hal. 213)

Demikian kami nukilkan jawaban dari kitab Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani. Wallahu a’lam.
(asysyariah.com)

Aurat Wanita

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullâh memfatwakan: “Aurat wanita di hadapan sesama wanita tidaklah berbeda karena perbedaan agama. Sehingga aurat wanita dengan wanita muslimah sama dengan aurat wanita kafirah, dan aurat dengan wanita yang ‘afĂ®fah (menjaga kehormatan diri) sama dengan aurat wanita fajirah. Kecuali bila di sana ada sebab lain yang mengharuskan untuk lebih menjaga diri. Akan tetapi wajib kita ketahui bahwa aurat itu bukan diukur dari pakaian, karena yang namanya pakaian itu harus menutupi tubuh. Walaupun aurat wanita dengan sesama wanita adalah antara pusar dan lutut, akan tetapi pakaian itu satu perkara sedangkan aurat perkara lain. Seandainya ada seorang wanita mengenakan pakain yang menutup tubuhnya dengan baik/rapi kemudian tampak dadanya atau kedua buah dadanya karena satu dan lain hal di hadapan wanita lain, sementara dia telah mengenakan pakaian yang menutupi tubuhnya dengan baik, maka hal ini tidak apa-apa. Adapun bila ia mengenakan pakaian pendek yang hanya menutupi pusar sampai ke lututnya dengan alasan aurat wanita dengan sesama wanita adalah dari pusar ke lutut maka hal ini tidak boleh, dan aku tidak yakin ada orang yang berpandangan demikian.”

(Majmu’ah As’ilah Tuhimmul Usratil Muslimah, hal. 83-84)

●●Beruntungnya jadi wanita...●●

Maha suci Allah yang telah menciptakan wanita sebagai pasangan laki-laki dalam bentuk yang paling sempurna. Menempatkan keduanya dalam hamaparan pelangi cinta dan taman kasih sayang-Nya. Dengan kenikmatan-kenikmatan yang tiada terhitung.

Wanita…… Anggun, cantik dan mempesona, itulah kata yang tepat dilekatkan pada dirinya. Bermula dari tulang rusuk Adam, tulang rusuk itu yang ujungnya melengkung (bengkok) dan apabila diluruskan (dengan tidak hati2) maka akan patah, penuh kelembutan tidak mengenal pemaksaan, jika dipaksa maka ia akan berbalik dan menimbulkan penyesalan. Bak pohon bambu pada bagian ujungnya, lemah gemulainya senantiasa mencium ke permukaan bumi, ketika dipaksa maka ia akan memberikan tekanan keras menjulang ke awan. Seperti itulah wanita, jika wanita telah murka, maka bisa menyebabkan kehancuran. Sejarah telah mencatat, berapa banyak keruntuhan keturunan Adam karena kemurkaan wanita.

Wanita…. . Makhluk yang istimewa, kelembutannya bagaikan sutera dari surga, memberikan ketenangan bagi siapa yang mendekapnya dengan iman, kesabarannya melebihi dalamnya lautan, fisiknya indah bagai penghuni kahyangan, kedermawanannya lebih terang dari rembulan, akhlaknya lebih harum dari pada kesturi, kerendahan hatinya lebih tinggi dari mentari, kasih sayangnya lebih menyegarkan dari pada embun dipagi hari, keteladannya membawa ketenangan, sungguh ciptaan yang sempurna.

Wanita…… Makhluk yang istimewa, Sedemikian istimewanya, bidadari-bidadari surgapun iri pada wanita, tentunya wanita-wanita yang mampu menjaga kesucian dan kehormatannya, wanita-wanita yang mengabdikan diri pada "din (agama)" Allah,wanita-wanita yang mengabdi tapi tidak menjadi abdi dimata suaminya, ialah wanita-wanita yang solehah.

Wanita….. Tahukah kau, tidak hanya engkau di anugerahi keistimewaan fisik dan tabiat. Surgapun senantiasa membukakan pintunya untuk kau masuki dari pintu mana saja yang engkau sukai yaitu jika engkau tergolong wanita yang senantiasa melaksanakan shalat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.

Ketika engkau Wanita, bersusah payah mengandung dan melahirkan anak,tetapi tahukah engkau bahwa setiap saat kau didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ajalmu tiba karena melahirkan adalah syahid dan surga menantimu. Betapa beruntungnya wanita, dianugerahi lahan peribadatan yang laki-laki tidak mendapatkannya.

Wanita…. Sadarkah kau keistimewaan mu akan membawamu ke jurang penyesalan di akhirat kelak jika engkau tidak menjaga tapi menyia-nyiakannya. Namun sebaliknya jika engkau menjaga dan merawat keistimewaanmu maka surga balasannya. Ingatlah wahai para wanita, sesungguhnya kemuliaan-mu dapat diraih manakala engkau memiliki kemampuan untuk menjaga martabat dengan iman, menghijab dirin dari kemaksiatan, menghiasi semua aktifitas dengan ibadah, menerima dan mensyukuri semua karunia yang telah Allah berikan. Janganlah engkau mau tergoda oleh kilau kehidupan dunia yang hanya sementara.

Wanita….. Tidakkah kau ingin seperti Khadijah (ra) yang mulia namanya sampai akhir zaman karena ketulusan pengorbanannya, tidakkah kau ingin seperti Siti Aisyah (ra)yang namanya senantiasa berkibar sepanjang masa karena keteladannya. Tidakah kau ingin berkumpul disurga bersama wanita-wanita hebat sebelum kamu. Janganlah kau sia-siakan kelapangan beribadah yang diberikan Allah untukmu.

Keindahan dibalik JILBAB...

Dengan Berjilbab....
Akan tampak makna "KEMULIAAN" walaupun sebagian orang memandangnya suatu "KEHINAAN",
Akan terasalah makna "KEBEBASAN" walaupun sebagian orang menganggapnya "BELENGGU",
Merupakan suatu "KEMAJUAN" walaupun sebagian orang menilainya sebagai suatu "KEMUNDURAN",
Bukti wujud "KETINGGIAN" derajat seorang wanita walaupn sebagian orang menilainya sebuah "KERENDAHAN",
Akan terasa "MAKNA KEHIDUPAN" walaupun sebagian orang memandangnya "KAIN KAFAN",
mengherankan jika seorang muslimah hanya memakainya ketika shalat,
dan lebih aneh lagi apabila mereka "berjilbab" pada saat mereka "dikafani"....
Dan pada saat itu kita telah terputus dari segala urusan duniawi,
saat itu pula kita diletakkan diliang kubur dalam lubang yang gelap,sempit dan sunyi.....!_!

Apakah mode-mode pakaianmu sekarang akan bermanfaat bagimu saat itu??

Apakah perhiasan,permata yg saat ini kau dambakan akan bermanfaat bagimu saat itu??

"muslimahku sayang "
Takutlah engkau kepada Allah dan laksanakanlah tugas-tugas yang Dia wajibkan kepadamu,
sebelum datang bencana yang telah menimpa orang lain,engkau tidak tahu kapan bencana itu akan datang kepadamu,
sebelum datang saat dimana pintu taubat telah ditutup,
mulut terkunci dan anggota tubuh berbicara....

-bertaqwalah engkau kepada Allah wahai putri ISLAM,muslimahku sayang,

-bertaqwalah kepada Allah wahai engkau yang keluar rumah dalam keadaan bertabaruj...

-bertaqwalah kepada Allah wahai engkau yang memakai pakaian muslimah hanya untuk perhiasan bukan untuk menutupi dan kesuciaan...


^,- semoga bermanfaat ^,- (LHAN)

●●Sifat Jahiliyah●●

Masa jahiliyah seperti yang pernah terjadi di jazirah Arab belasan abad yang silam memang telah berlalu, namun demikian pada dasarnya pemikiran akan selalu ada dan setiap kaum itu ada pewarisnya. Maka meskipun Abu Jahal dan Abu Lahab serta antek-anteknya telah tiada, akan tetapi tidak menutup kemungkinan gaya dan karakter mereka masih melekat pada sebagian ummat yang hidup di masa ini.

Syaikh Muhammad at-Tamimi, seorang imam dakwah tauhid di masanya, telah menyebutkan lebih dari seratus karakteristik jahiliyah yang kita semua diperintahkan untuk menyelisihinya. Karena keterbatasn tempat maka dalam kesempatan ini hanya kami sebutkan sebagiannya saja. Di antara yang terpenting untuk diketahui adalah sebagai berikut:

1.Syirik Dalam Beribadah

Orang-orang jahiliyah melakukan syirik atau penyekutuan di dalam beribadah dan berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala. Di samping memohon kepada Allah subhanahu wata'ala mereka juga memohon kepada orang orang shaleh yang telah mati, mereka meminta syafaatnya di sisi Allah dengan persangkaan bahwa Allah dan orang-orang shalih tersebut menyintai hal itu. Allah subhanahu wata'ala telah berfirman, artinya,
"Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfa'atan, dan mereka berkata, "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah". (QS.Yunus:18).

Di dalam ayat lain disebutkan, artinya,
"Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". (QS.az-Zumar:3)

Kemusyrikan semacam ini merupakan masalah paling besar yang diingkari oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau mengajarkan keikhlasan (pemurnian/tauhid) dalam beribadah hanya kepada Allah subhanahu wata'ala semata. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberitahukan bahwa agama yang beliau bawa adalah agama seluruh rasul, dan Allah subhanahu wata'ala tidak akan menerima kecuali orang yang ikhlas. Juga menjelaskan bahwa siapa saja yang melakukan kesyirikan dengan dasar istihsan (menganggap baik) maka Allah subhanahu wata'ala mengharamkan baginya surga dan tempat kembalinya adalah neraka.

Masalah inilah yang menjadi garis pemisah antara seorang muslim dengan seorang kafir, dan dengan sebab itulah terjadi perseteruan antara tauhid dengan syirik. Dan untuk inilah (memerangi kesyirikan) Allah subhanahu wata'ala mensyari'atkan jihad, sebagaimana difirmankan, artinya,
"Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah." (QS. al-Anfal:39)

2.Bercerai Berai Dalam Agama

Di antara sifat jahiliyah adalah bercerai berai (tafarruq) dalam agama, sebagaimana difirmankan Allah subhanahu wata'ala, artinya,
"Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan.Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka." (QS. 30:31-32)

Demikian pula dalam urusan dunia, mereka juga berpecah belah, dan masing-masing memandang diri mereka yang paling benar. Maka datanglah Islam menyeru untuk bersatu dalam agama, sebagaimana difirmankan oleh Allah subhanahu wata'ala, artinya,
"Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu, "Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya." (QS. Asy-Syura:13)

Kita dilarang untuk meniru-niru mereka dan dilarang berpecah belah. Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya,
"Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat." (QS.Ali Imran:105)

Dalam ayat sebelumnya disebutkan, artinya,
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai." (QS. Ali Imran:103)

3.Tidak Menaati Ulil Amri

Menurut mereka, menyelisihi ulul amri (pemegang urusan ummat, red) dan tidak menaati mereka merupakan keutamaan dan kemuliaan. Sedangkan mendengarkan dan taat kepada waliyul amri adalah kerendahan dan kehinaan. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk mendengarkan dan taat kepada ulul amri,bersabar atas kezhaliman penguasa dan memberikan nasehat kepada mereka. Beliau sangat menekankan itu, menjelaskannya serta mengulang-ulanginya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya,
"Sesungguhnya Allah ridha pada kalian dalam tiga hal; "Jika kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan dengan sesuatu apapun; Jika kalian berpegang teguh dengan tali Allah dan tidak berpecah belah; dan jika kalian saling memberi nasehat kepada orang yang diserahi oleh Allah untuk memegang urusan kalian." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Berbagai problem yang dihadapi manusia baik dalam masalah agama ataupun keduniaan tidak lain disebabkan karena adanya masalah dalam tiga hal ini, atau salah satu dari ketiganya.

3.Membangun Agama di Atas Taqlid

Bahwa agama orang jahiliyah sebagian besarnya dibangun di atas landasan taqlid (ikut-ikutan), dan ini merupakan kaidah terbesar seluruh orang kafir baik yang dulu maupun di masa kini, sebagaimana difirmankan Allah subhanahu wata'ala, artinya,
"Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, "Sesungguh nya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguh nya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka". (QS.az-Zukhruf:23)

Dalam ayat lainnya disebutkan, artinya,
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang diturunkan Allah". Mereka menjawab, "(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakan nya".Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)?" (QS. 31:21)

Oleh karena itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang dengan menyerukan firman Allah subhanahu wata'ala, artinya,
"Katakanlah, "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu." (QS.Saba':46)

Juga firman Allah subhanahu wata'ala, artinya,
"Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (dari padanya)." (QS. Al-A'raf:3)

5. Bangga dengan Banyaknya Pengikut

Di antara prinsip yang dipegang olah kaum jahiliyah adalah merasa bangga dan terlena dengan banyaknya jumlah mereka, dan mereka menjadikanya sebagai hujjah atas kebenaran sesuatu. Dan sebaliknya mereka berhujjah bahwa yang batil adalah segala sesuatu yang asing bagi mereka dan sedikit pengikutnya.

6. Mengukur Kebatilan dengan Orang Lemah

Orang jahiliyah menganggap bahwa segala sesuatu yang pengikut nya orang-orang lemah adalah kebatilan. Mereka mengatakan sebagaimana di dalam firman Allah subhanahu wata'ala, artinya,
"Mereka berkata, "Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?"

Mereka juga menggunakan qiyas yang keliru dan mengukur kebatilan dengan kecerdasan, sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala,
"Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya, "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja ." (QS.Hud:27)

Sumber: "Masailul Jahiliyyah Allati Khalafa fiha Rasulullah Ahlal Jahiliyyah" Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. (KM)

Netter Al-Sofwa yang dimuliakan Allah Ta'ala, Menyampaikan Kebenaran adalah kewajiban setiap Muslim. Kesempatan kita saat ini untuk berdakwah adalah dengan menyampaikan buletin ini kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahuinya.
Semoga Allah Ta'ala Membalas 'Amal Ibadah Kita. Aamiin

--------
sumber : alsofwah.or.id

___Tundukkan Hati Kami, Ya Robb !___

← Ingatlah! Sebelum Engkau Disholatkan!


“Sujud itu ada yang zhahir dan ada yang batin. Sujud yang zhahir adalah sujudnya tubuh kita sebagaimana kita ketahui, namun sujud batin adalah ketika tubuh kita sujud, hati kita juga sujud kepada Allah, dan setelah itu hati akan terus sujud walaupun tubuh kita beraktifitas. Hati kita akan tetap sujud dan merendahkan diri kepada Allah walaupun siang dan malam kita dalam aktifitas lain, sampai kembali ke waktu sujud lagi yaitu waktu sholat”

Saudaraku,

Siapa yang tidak ingin dan merindukan hal seperti di atas. Tunduknya hati dan jiwa sebagaimana tunduknya jasad kita sewaktu melakukan sujud saat mendirikan sholat. Tiada kekuatan yang paling kita besarkan dan agungkan pada saat itu selain kekuataan Allah Subhanahu wa ta’ala, Dzat yang telah menciptakan diri kita dan memelihara setiap sel tubuh di dalamnya. Tiada yang kita tuju dan harapkan pada saat itu selain pertolongan dari-Nya, dan tiada yang membuat kita merasa takut pada saat itu selain takut akan kemurkaan-Nya, adzab-Nya, dan jauhnya rahmat yang senantiasa Dia curahkan setiap detiknya pada hari-hari kita.

Saudaraku,

Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala menerima setiap ibadah sholat-sholat kita, menutupi segala kekurangan di dalamnya, juga segala kekurangan dari bentuk ibadah yang kita tujukan untuk mendekatkan diri kita kepada-Nya, sehingga kesan yang ditinggalkan oleh ibadah itu sangat bermakna dan terlihat dalam sikap keseharian kita…aamiin Allahumma aamin.

~~~

Ya Rahmaan Ya Rahiim,

Duhai Dzat yang mencukupkan makhluk-Nya dari segala kekurangan

Duhai Dzat yang melapangkan setiap kesempitan

Ya Robbana,

Terimalah segala amal ibadah kami kepada-Mu
Tutupilah segala kekurangan yang ada
Bimbinglah kami untuk memperbaiki dan menyempurnakan setiap persembahan amal-amal kami kepada-Mu

Ya Robbana,

Tundukkan selalu hati dan jiwa kami sebagaimana tunduknya jasad kami saat bersujud kepada-Mu

Hilangkahlah segala kesombongan yang ada di hati kami sekecil apapun, baik yang kami ketahui dan sadari maupun yang tidak kami ketahui dan sadari

Kami berlindung kepada-Mu dari setiap keburukan amal-amal kami

Berlindung dari setiap ibadah yang jauh dari rasa khusyu’, ikhlas, ketundukkan, rasa takut, pengharapan dan cinta

Ya Robbana,

Kurniakan pada diri kami rasa cinta kepada makhluk-makhluk-Mu, khususnya kepada kedua orang tua kami, guru-guru mulia kami, pendahulu-pendahulu kami yang sholeh, serta saudara-saudara kami yang muslim

Dan jadikanlah puncak kecintaan kami adalah pada-Mu dan kepada junjungan kami, Baginda Rasulullah Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam dan keluarga serta para sahabat beliau…aamiin Allahumma aamiin

●●Aku MALU pada Tuhanku!!!●●

Bismillahirrahmanirrahim…

Setiap hari kulewati seperti biasanya. Tanpa pernah merasa kekurangan. Kekurangan hal yang sebenarnya kubutuhkan. Tanpa pernah merasa bahwa aku membutuhkan sesuatu. Sesuatu yang dapat menimbulkan perubahan. Perubahan hebat dalam diriku. Aku tak pernah sadar bahwa selama ini aku terlalu terlena dalam buaian kebiasaan, kebiasaan yang sebenarnya banyak menjerumuskan. Bermalas-malasan, tidak pernah merasa kekosongan, tidak mempunyai perencanaan, dan semua kebiasaan yang tak pernah ada perubahan.

Saat aku terbangun di pagi hari karena lantunan adzan Shubuh, seringkalinya diriku menanti-nanti panggilan cinta-Nya padaku. Tak jarang aku mengakhirkan waktu bercinta dengan-Nya yang hanya sebentar itu. Hingga ku lakukan dua raka’at yang berharga untuk memulai hariku itu bersamaan dengan munculnya sinar sang surya dari arah timur. Aku tak pernah sadar bahwa bagaimana aku akan menjalani hari penuh berkah bila aku telah mengawalinya dengan sebuah dosa besar.

Saat sepertiga malam yang seharusnya menjadi amalan sunnah yang sering kulakukan, tak jarang aku malah asyik merajut mimpi-mimpi. Padahal Dia dengan setianya menantiku untuk mendengarkan segala peluh dan pintaku. Aku tak pernah sadar bahwa sebaik-baik waktuku untuk memunajatkan doa pada-Nya adalah saat sepertiga malam itu. Waktu yang hanya ada aku dan Dia saja.

Saat aku akan memulai aktivitasku di pagi hari, tak jarang aku meninggalkan raga ini bergerak sebelum menghirup sarapan jiwa dari nikmatnya sholat Dhuha. Sarapan pagi bagi jasad ini lebih aku pentingkan dengan alasan perlunya kalori yang cukup banyak untuk menjalani aktivitasku yang memang cukup padat itu. Aku tak pernah sadar bahwa ternyata jiwaku membutuhkan santapan rohani berkalori tinggi untuk metabolisme pemikiran dan perasaanku.
Sebelum aku pergi untuk beraktivitas, seringkali aku tak sempat meluangkan waktu membaca Al-matsurat pagi yang hanya sebentar itu. Update status dan melihat notification di facebook lebih aku pentingkan daripada hal itu. Padahal waktu yang kubuang tidaklah sedikit untuk melakukannya, bahkan hampir di setiap waktu luangku. Aku tak pernah sadar bahwa doa yang dianjurkan Rasulullah itu merupakan pelindung bagiku menjalani hari-hari yang mungkin akan terasa berat untukku.

Ketika mentari menunjukkan keangkuhannya dengan berada di puncak kepala, tak jarang aku mengakhirkan waktu panggilan Dzuhur. Dengan alasan menyelesaikan pekerjaan yang tanggung tinggal sedikit lagi itu, aku mengakhirkan waktu bercinta dengan-Nya lagi. Jangankan untuk sunnah qobla dan ba’da dzuhur, berdoa pun begitu seperlunya saja kulakukan, karena ternyata sebentar lagi adzan Ashar berkumandang. Aku tak pernah sadar bahwa Dia telah mem-plot waktu untuk bercinta dengan-Nya dengan begitu baiknya.

Saat adzan Maghrib berkumandang tak jarang juga aku mengakhirkan waktu bercinta dengan-Nya untuk menutup hari itu. Sering kali aku bergegas melakukannya dengan secepat kilat karena perutku yang keroncongan lebih penting bagiku. Aku tak pernah sadar bahwa di antara waktu Maghrib dan Isya yang begitu singkat itu sebaiknya aku menikmati lantunan dzikir dan tilawahku, yang sangat jarang kulakukan itu.

Ketika adzan Isya berkumandang, sering kali aku merasa tanggung untuk meninggalkan tontonan televisi dan canda tawa bersama teman-teman. Bahkan pada saat-saat itu sebenarnya bisa aku pergunakan untuk mendengar radio Islami, membaca buku Islami, atau bahkan menulis tulisan hikmah yang bermanfaat bagi saudara muslimku. Aku tak pernah sadar bahwa begitu banyak waktu yang telah kusia-siakan selama ini, hingga selalu saja mengharapkan manfaat adanya orang lain untuk diriku, tanpa pernah mengevaluasi apa manfaat diriku untuk orang lain.

Waktu tidur pun telah tiba. Rasa ngantuk yang menjalari mataku berbaur dengan otakku yang mulai kelelahan karena beraktivitas seharian. Aku langsung merebahkan tubuhku ke tempat tidur. Aku biarkan tubuhku terlelap tanpa disucikan terlebih dahulu dengan air wudhu. Jangankan untuk itu, tak jarang aku lupa membaca doa sebelum tidur, apalagi kalau harus membaca beberapa surat-surat pendek Al-Qur’an terlebih dahulu. Aku tak pernah sadar bahwa tak ada yang dapat menjamin bahwa aku dapat bangun kembali esok hari.

Setelah itu terjadi, barulah aku sadar bahwa waktuku ternyata tidaklah banyak. Malaikat izrail tengah bersiap kapan saja dan dimana saja untuk mengambil nyawaku, bila waktuku telah tiba. Aku tak mau baru saat itu aku tersadar bahwa aku telah banyak menabung dosa untuk akhiratku. Aku tak mau saat itu aku mendengar bahwa aku telah terlambat untuk menebus semua dosa-dosaku. Aku tak mau baru saat itu aku tersadar bahwa amalanku tidaklah cukup untuk membuatku berbangga menghadap Rabb-ku.

Rabb…
Aku sering tak tahu diri
Aku sering tak tahu malu
Aku malu pada-Mu

Rabb…
Aku sering keliru
Aku sering terlupa
Aku melupakan-Mu

Rabb…
Hidayah-Mu adalah penerangku
Mahabbah-Mu adalah kesetiaanku
Izzah-Mu adalah kekuatanku

Rabb…
Jangan pernah berpaling dariku