Laman

Senin, 05 Juli 2010

Dzikir Seorang Nenek

Mendadak wajah pemimpin rombongan jamaah haji asal jawa timur itu memucat. Nek Marhamah, salah seorang anggota rombongan jamaah haji yang ia pimpin, tiba-tiba hilang seakan raib ditelan bumi tak lama setelah pesawat yang membawa para calon tetamu Allah dari Indonesia itu mendarat di tanah suci.

Waktu terus berlalu, sebagian jamaah berinisiatif ikut mencari dan melacak keberadaan Nenek yang mulai uzur ini... Namun sia-sia... Keberadaannya nyaris tak berbekas... Sekian jam berikutnya, Keluarlah pengumuman dari sang pemimpin rombongan, bahwa; Nenek Tua itu dinyatakan hilang, perjalanan harus dilanjutkan mengingat mereka baru saja tiba di tanah suci sementara masih banyak yang harus mereka kerjakan untuk kesempurnaan ibadah haji mereka...

Dihari-hari selanjutnya, para jamaah sibuk dengan rangkaian ritual ibadah haji.. Dari mulai ihram, thawaf, sai, hingga tahallul sudah mereka kerjakan dengan sebaik mungkin.. Harapan akan mendapatkan haji mabrur membuat peristiwa hilangnya nek Marhamah di tanah suci sedikit-demi sedikit menjadi terlupakan... Sampai akhirnya, tibalah waktu bagi para jamaah untuk kembali ke tanah air.. Seluruh jamaah telah bersiap-siap di Bandara.. Satu persatu para jamaah mulai menaiki anak tangga pesawat, dan subhanallah... Di atas pesawat yang akan membawa mereka kembali ke tanah air, mereka disambut senyum ceria nek Marhamah yang beberapa waktu sebelumnya dinyatakan hilang oleh pimpinan rombongan...

Mungkin Anda bertanya; Apa yang terjadi ???
Pertanyaan Itu pula terlontar ketika saya menyimak cerita ini siang tadi saat berdikusi santai di ruang Musholla bersama beberapa rekan sekelas.. Nek Marhamah adalah tetangga salah seorang sahabat saya di kelas. Ia menuturkan kisah ini ketika kami sampai pada obrolan ringan tentang hati manusia serta dzikir (mengingat) Allah..

Nek Marhamah (Semoga Allah senantiasa mencurahkan Rahmat atas dirinya) adalah seorang pembuat "pincuk" dikampungnya (Jika ada yang tidak tahu "pincuk" saya harus minta maaf yang sebesar-besarnya karena saya sendiri tidak tahu apa istilah lainnya... Wujudnya adalah lidi yang dipotong-potong runcing sepanjang -+ 6 cm dan digunakan untuk menusuk daun pisang yang dijadikan pembungkus makanan).

Seolah berpacu dengan waktu, selama bertahun-tahun nenek yang mulai berusia senja ini mengumpulkan bekal haji dari hasil menjual "pincuk-pincuk" yang ia buat.
Bagi kita yang hidup di era internet, mungkin hasil penjualan benda sederhana seperti itu tidaklah seberapa. Bahkan bisa dibilang sangat kecil.
Pincuknya mungkin kecil... Hanya sebesar lidi.. Yang membuatnya besar adalah niat tulus sang nenek untuk pergi Haji menunaikan rukun Islam yang ke lima itu... Setelah sekian lama menabung, Allah Yang Maha Melihat dan Mendengar doa-doa serta kesungguhan usaha Nek Marhamah, akhirnya memanggil beliau datang ke tanah suci..

Tapi, apa yang terjadi... Seperti yang kita ketahui di atas, tak lama setelah pesawat yang membawa rombongan jamaah haji itu mendarat, mendadak beliau menghilang secara tiba-tiba. Dan muncul kembali saat para jamaah hendak meninggalkan tanah suci...

Beberapa jamaah sibuk berkerumun untuk menanyakan gerangan apa yang terjadi selama beliau menghilang.. Nenek tua itu pun bercerita bahwa... (ahh... saya yakin, sampai di sini Anda pasti penasaran kan...!?)

Simak baik-baik;
Tak lama setelah pesawat mereka mendarat, nek Marhamah dijemput secara khusus... Beliau diantar ke hotel yang megah dengan mengendarai mobil limousin yang mewah pula.. Segala keperluannya selama menunaikan ibadah di tanah suci dilayani dengan baik sehingga ibadahnya pun dapat berjalan dengan lancar..
Sebenarnya, pada saat melakukan rangkaian ritual haji Ia sempat berpapasan dengan beberapa jamaah anggota rombongannya. Bahkan ia tahu persis apa yang mereka lakukan. Tapi (mungkin) karena setiap orang berkonsentrasi dengan ibadah yang dilakukan, mereka seolah-olah lupa untuk saling bertegur sapa.. Sampai akhirnya, rangkaian ritual haji selesai, ia pun diantar kembali ke pesawat yang akan membawa rombongan itu pulang ke tanah air...

Kita mungkin sering mendengar kisah-kisah "keajaiban" haji yang dialami oleh saudara atau kerabat kita yang menunaikan ibadah tersebut.. Apa yang dialami Nek Marhamah selama di tanah suci ini adalah satu diantara ribuan keajaiban haji... Dan nenek sederhana ini mendapatkan perlakuan istimewa selama berada di tanah suci bukanlah karena ia seorang pejabat.. Ia bukan pula seorang kaya raya yang setiap saat dapat bersedekah kapan saja.. Atau seorang alim yang senantiasa menghabiskan sepertiga malam terakhirnya dengan sujud di atas sajadah.. Beliau menemukan ke-Maha Besaran Allah dan diperlakukan secara istimewa sebagai tamu di rumah Allah, karena selama berada di tanah air, ia senantiasa berdzikir dengan menyebut dan mengingat Allah.. Setiap lidi yang ia potong untuk dijadikan "pincuk" selalu diiringi kalimat "ALLAH" serta doa yang tulus dalam hati agar dirinya dipanggil Tuhan menuju tanah suci. Karena lisan dan hatinya itulah ia lantas dimulyakan saat menjadi tamu di rumah Allah...

"... dan sesungguhnya mengingat/menyebut Allah (dzikr) lebih besar (keutamaannya dari ibadah2 lain)...” (Qs. Al-Ankabuut:45)

dikutip dari sebuah milis

Tidak ada komentar: