Laman

Sabtu, 03 Juli 2010

Hati hati Menjalani Hidup

Kecelakaan jalan tol lebih besar dibanding kecelakaan di jalan yang berbelok belok, becek atau berlubang. Itu dikarenakan para pengendara menganggap bahwa dengan jalan tol bebas hambatan mereka bisa melaju sekencang mungkin dibandingkan di jalan yang berkelok kelok.

Begitu juga dengan hidup. Kenyamanan dan keserba kecukupan berpotensi melenakan dan menghancurkan. Anak anak yang dibesarkan dalam suasana serba mudah, lebih rentan tergelincir. Mereka pun cenderung mudah kalah saat dihadapkan pada kondisi sulit. Berbeda dengan anak anak yang lahir dan dibesarkan dalam kondisi sulit. Mereka akan jauh memiliki daya tahan dalam mengarungi hidup. Betapa banyak orang yang sukses mengawali hidupnya dari kondisi serba darurat. Ketika kesulitan menghadang, mereka akan menghadapinya dengan senyuman. Mengapa? Karena kesulitan sudah menjadi makanan sehari hari.

Ibaratnya hidup serba mudah seperti jalan tol, lurus, rata, kostan dan mudah diprediksi belokannya. Sementara hidup serba susah bagaikan berkendaraan di jalan yang penuh kelokan. Sulit diprediksi, dinamis, menuntut konsentrasi dan kehati hatian ekstra, sehingga kecelakaan lebih dapat diminimalisasi.

Kalau kita cermati, ternyata ada kemiripan antara kecelakaan di jalan raya dengan kecelakaan dalam hidup khususnya bila dilihat dari penyebabnya.
1. Ngantuk, karena tak pandai mengukur kemampuan diri. Dalam hidup kalau seseorang tidak pandai menyikap hidup dan mengukur kemampuan dirinya maka akan mudah tergelincir.
2. Ugal ugalan. Orang yang ugal ugalan dalam hidup, tidak memakai perhitungan matang, tergesa gesa mengambil keputusan, kehidupannya pasti berantakan.
3. Mengemudi sambil menelpon. Mirip dengan orang yang lalai, tidak waspada dan berdisiplin. Ia kurang bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya. Akibatnya sungguh fatal.
4. Ceroboh tidak terampil menggunakan rem misalnya, mirip orang yang tidak terampil mengendalikan hawa nafsu. Kita dapat menduga apa yang akan terjadi pada orang yang kurang tampil mengendalikan nafsu, hati akan mengeras, susah akur, tamak dan sebagainya.
5. Tidak memiliki persiapan yang matang, tidak memeriksa kendaraan sebelum berangkat. Hal ini mengingatkan kita betapa pentingnys melakukan persiapan dan perencanaan matang sebelum beraktifitas. Gagal merencanakan sama artinya dengan merencanakan gagal. Orang yang tidak memiliki perencanaan dalam hidupnya berpeluang besar untuk gagal.
6. Belum lancar mengendarai. Dalam hidup, kalau kita tidak terampil dan terlatih menghadapi masalah, akan membuat hidup terasa ruwet dan getir. Disinilah pentingnya amal yang berkesinambungan di bawah bimbingan pelatih profesional. Dalam hidup, pembimbing kita adalah Al-Quran dan Hadist
7. Tidak tahu rambu rambu lalu lintas, sama artinya dengan tidak memahamiaturan hidup yang digariskan agama. Atau orang yang mengetahui adanya rambu rambu lalu lintas, namun tidak mau menaatinya.
8. Kehidupan kita tidak jauh beda seperti orang yang mengendarai mobil di jalan. Maka berhati hatilah menjalani kehidupan ini agar kita selamat menuju akhirat, seperti kita menghindari kecelakaan di jalan raya.

Tidak ada komentar: